Rabu, 29 Juni 2016

Proses Konvolusi Citra


Konvolusi Citra
Konvolusi (convolution) adalah sebuah proses dimana citra dimanipulasi dengan menggunakan eksternal mask / subwindows untuk menghasilkan citra yang baru. Sedangkan Filtering tanpa menggunakan ekternal mask tetapi hanya menggunakan pixel tetangga untuk mendapatkan pixel yang baru.

Konvolusi sangat banyak dipergunakan dalam pengolahan citra untuk memperhalus (smoothing), menajamkan (crispening), mendeteksi tepi (edge detection), serta efek lainnya.

1. Embossing
Embossing yaitu membuat citra seolah diukir pada permukaaan selembar nikel. Koefisien jendela konvolusi memiliki bobot tengah bernilai 0 & jumlah seluruh bobot = 0.

2. Blurring
Blurring (Pengaburan) yaitu filter spasial low-pass yang melenyapkan detil halus dari suatu citra. Pengaburan dicapai melalui konvolusi dari seluruh koefisien mask bernilai sama. Blurring ini perataan nilai pixel-pixel tetangga, makin besar ukuran mask maka makin besar efek pengaburan

3. Sharpening
Sharpening (Penajaman) yaitu memperjelas detil suatu citra(menambah kontras) dengan penjumlahan atas citra tepi dengan citra aslinya maka bagian tepi objek akan terlihat berbeda dengan latarnya, sehingga citra terkesan lebih tajam.

4. Edge Detection
Deteksi tepi yaitu proses menentukan lokasi titik-titik yang merupakan tepi objek.

Contoh :
A.    Mengubah citra grayscale menjadi citra biner menggunakan metode otsu

a.       Gambar sebenarnya


Dimensions     : 800x600
Width              : 800 pixels
Height             : 600 pixels
Item type         : JPG File


b.       Gambar grayscale dengan citra biner metode otsu

    
     

                >> i = imread(‘bola.jpg’);
                >> ib = im2bw(I,graythresh(i));
                >>figure, imshow(ib), title(‘Citra Biner’);

B.     Melakukan pendeteksian tepi dengan operator Sobel, Robert, dan Prewitt

·         Operator Sobel


   >>gray = rgb2gray(i);
   >>BW1 = edge(gray,’sobel’);
   >>imshow (BW1);


·         Operator Robert

   >>BW2 = edge(gray,’roberts’);
   >>imshow (BW2);

·         Operator Prewitt
 
   >>BW3 = edge(gray,’prewitt’);
   >>imshow (BW3);

IT FORENSIK



Pengertian & Tools IT Forensik

A.      Pengertian IT Forensik
IT Forensik adalah cabang dari ilmu komputer tetapi menjurus ke bagian forensik yaitu berkaitan dengan bukti hukum yang ditemukan di komputer dan media penyimpanan digital. Komputer forensik juga dikenal sebagai Digital Forensik yang terdiri dari aplikasi dari ilmu pengetahuan kepada indetifikasi, koleksi, analisa, dan pengujian dari bukti digital.

Manfaat dari IT Forensik
·         Memulihkan data dalam hal suatu hardware/ software yang mengalami kerusakan (failure).
·         Dalam kasus hukum, teknik digital forensik sering digunakan untuk meneliti sistem komputer milik terdakwa (dalam perkara pidana) atau tergugat (dalam perkara perdata).
·         Meneliti suatu sistem komputer setelah suatu pembongkaran/ pembobolan, sebagai contoh untuk menentukan bagaimana penyerang memperoleh akses dan serangan apa yang dilakukan.
·         Memperoleh informasi tentang bagaimana sistem komputer bekerja untuk tujuan debugging, optimisasi kinerja, atau membalikkan rancang-bangun.

B.      Tools IT Forensik
Tools yang biasa digunakan untuk kepentingan komputer forensik, secara garis besar dibedakan secara hardware dan software. Hardware tools forensik memiliki kemampuan yang beragam mulai dari yang sederhana dengan komponen singlepurpose seperti write blocker sampai sistem komputer lengkap dengan kemampuan server seperti F.R.E.D (Forensic Recovery of Evidence Device). Sementara software tools forensikdapat dikelompokkan kedalam dua kelompok yaitu aplikasi berbasis command line dan aplikasi berbasis GUI.

Berikut contoh Software tools forensik, yaitu :
1.    Viewers (QVP http://www.avantstar.com dan http://www.thumbsplus.de)
2.    Erase/Unerase tools: Diskscrub/Norton utilities)
3.    Hash utility (MD5, SHA1)
4.    Text search utilities (search di http://www.dtsearch.com/)
5.    Drive imaging utilities (Ghost, Snapback, Safeback,…)
6.    Forensic toolkits. Unix/Linux: TCT The Coroners Toolkit/ForensiX dan Windows: Forensic Toolkit
7.    Disk editors (Winhex,…)
8.    Forensic acquisition tools (DriveSpy, EnCase, Safeback, SnapCopy,…)
9.    Write-blocking tools (FastBloc http://www.guidancesoftware.com) untuk memproteksi bukti-bukti.







Source :