Sabtu, 25 Oktober 2014

Kalimat Dasar

Kalimat Dasar 


      A.    Pengertian Kalimat
        
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Kalimat merupakan gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dasar adalah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktur inti, belum mengalami perubahan unsur seperti panambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Perubahan terdapat

B. Unsur-unsur kalimat
Dalam menuliskan kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kita harus ketahui unsur-unsur yang biasanya dipakai dalam sebuah kalimat. Dalam bahasa Indonesia digunakan aturan SPO atau SPOK (Subjek, Predikat, Objek atau Subjek, Predikat, Objek, Keterangan).

1. Subjek (pelaku)
Subjek adalah pelaku dari suatu tindakan. Ciri-ciri subjek:
• Jawaban atas Pertanyaan Apa dan Siapa
• Disertai Kata Itu
• Dapat berupa nomina, verba, atau adjektiva
• Didahului kata Bahwa
• Mempunyai keterangan pewatas Yang
• Tidak didahului preposisi

2. Predikat (tindakan)
Predikat dalam pandangan aliran struktural dianggap unsur yang paling penting dan merupakan inti kalimat. Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau frasa verbal, adjektival, nominal, numeral, dan preposisional.
Ciri-ciri predikat:
• Jawaban atas pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
• Kata Adalah dan Ialah dapat berupa predikat
• Dapat diingkarkan ( didahului kata tidak, bukan, atau merupakan)
• Dapat disertai kata-kata aspek atau modalitas (telah, sedang, sudah, ingin, mau)
• Predikat dapat berupa Kata (verba, adjektiva, atau nomina) dan Frasa ( frasa verbal, adjectival, nominal, atau bilangan )

3. Objek (sasaran )
Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-.
Ciri-ciri objek:
• Langsung di belakang predikat
• Dapat menjadi subjek kalimat pasif
• Tidak didahului preposisi
• Didahului kata Bahwa

4. Pelengkap
Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.

Ciri-ciri pelengkap:
• Di belakang predikat.
Objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contoh: buku baru, sepeda baru.
• Tidak didahului preposisi.
Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan.
5. Keterangan (K)
Unsur kalimat yang tidak menduduki subjek, predidkat, objek, maupun pelengkap dapat diperkirakan menduduki fungsi keterangan. Berbeda dengan O dan PEL. yang pada kalimat selalu terletak dibelakang P, unsur yang berfungsi sebagai keterangan (K) bisa terletak di depan S atau P.

C. POLA KALIMAT DASAR
Kalimat dasar dapat dibedakan menjadi delapan tipe, yaitu:

1. Kalimat dasar berpola SPOK
    contoh : Ayah membaca koran dikamar tengah
                Ayah sebagai S, mebaca sebagai P, koran sebagai O, dikamar tengah sebagai K
2. Kalimat dasar berpola SPOPel
    contoh : ibu membelikan adik mainan 
                ibu sebagai S, membelikan sebagai P, adik sebagai O, mainan sebagai pel

3. Kalimat dasar berpola SPO
    contoh : Dosen mengajar ahasiswa
                Dosen sebagai S, mengajar sebagai P, mahasiswa sebagai O

4. Kalimat dasar berpola SPPel
    contoh : Dia memberi semnagat
                 Dia sebagai S, memeberi sebagai P, semangat sebagai Pel

5. Kalimat dasar berpola SPK
    contoh : Dosen kami akan dikirim ke Australia
                 Dosen kami sebagai S, akan dikirimkan sebagai P, ke australia sebagai K

6. Kalimat dasar berpola SP (P: verba)
    contoh : Kami belajar 
                 Kami sebagai S, belajar sebagai P

7. Kalimat dasar berpola SP (P: Nomina)
    contoh : kami mahasiswa 
                 Kami sebagai S, mahasiswa sebagai P 

8. Kalimat dasar berpola SP (P: Adjektiva)
    contoh : Ilmuwan Hebat
                 ilmuwan sebagai S, Hebat sebagai P

D. JENIS-JENIS KALIMAT

1.      Berdasarkan Isi atau Fungsinya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah :
* Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh : Gantilah bajumu !
* Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh Jangan membuang sampah sembarangan !
* Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !
2.  Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita :
* Kalimat berita kepastian
Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
* Kalimat berita pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
* Kalimat berita kesangsian
Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
* Kalmat berita bentuk lainnya
Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.
3.  Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh:
-  Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
-  Kapan Becks kembali ke Inggris?
4.  Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh:
-  Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
-  Bukan main, eloknya.
2.       Berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari  satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh :
-   Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.
.           S               P                  K
-   Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam.
.     S            P                              O
2. Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.
Contoh:
- Selamat sore
- Silakan Masuk!
3.      Berdasarkan Subjeknya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.  Kaliamat Aktif
Kalimat aktif  adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang  tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya  pergi, tidur, mandi, dll  (kecuali makan dan minum).
Contoh:
-  Mereka akan berangkat besok pagi.
-  Kakak membantu ibu di dapur.
Kalimat aktif  dibedakan menjadi 2, yaitu:
1.1  Kalimat Aktif  Transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:    Eni mencuci piring.
.                 S        P         O1
1.2  Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak  dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
Mereka berangkat minggu depan.
.        S              P                   K
Amel menangis  tersedu-sedu di kamar.
.     S                          P                          K
1.3  Kalimat Semi Transitif
Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap bukan objek.
Contoh:
Dian kehilangan pensil.
.      S          P            Pel.
Soni selalu  mengenderai sepeda  motor ke kampus.
.     S                     P                      Pel                   K
2.  Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh.
Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
2.1  Kalimat Pasif  Biasa
Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an.
Contoh:
Piring dicuci Eni.
.       S        P      O2
2.2  Kalimat Pasif Zero
Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku.
Contoh:
Ku pukul adik.
.   O2    P      S
-  Akan  saya sampaikan pesanmu.
.               O2        P               S

  
E. Macem-macem kalimat berdasarkan kalimat tunggal dan kalimat majemuk

Kalimat Tunggal
         
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti dan boleh diperluas dengan satu atau lebih unsur-unsur tambahan, asal unsur-unsur tambahan itu tidak boleh membentuk pola baru. Kalimat tunggal, misalnya kalimat inti, kalimat luas, kalimat verbal, kalimat nominal, dan kalimat tidak lengkap. ( definisi kalimat tunggal )


Kalimat majemuk
      Adalah kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih. Minimal satu klausa yang terdiri dari subjek dan predikat.

Pada umumnya, kalimat majemuk dibagi menjadi :

a. Kalimat majemuk setara
Adalah kalimat majemuk yang pola-pola kalimatnya memiliki kedudukan yang sederajat, tidak ada kalimat yang menduduki fungsi lebih tinggi.
Kata penghubungnya antara lain: dan, atau, tapi, bahkan, kemudian dsb.
Contoh : Zuhud mengambil kursi kenudian duduk diatasnya.

b. Kalimat majemuk bertingkat
Adalah kalimat majemuk yang terdiri dari induk kalimat dan aank kalimat. Anak kalimat merupsksn perluasaan dari induk kalimat.
Contoh : -ketika aku menonton tv, Ibu dating. (anak kalimat keterangan waktu)
-anak yang berjilbab itu memenangkan olympiade biologi. (anak kalimat perluasan subjek)

c. Kalimat majemuk campuran
Adalah kalimat majemuk hasil gabungan kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Contoh : proyek itu telah selesai ketika obama berkunjung ke Indonesia dan presiden Soeharto meninggal dunia.


d. Kalimat majemuk rapatan
Adalah gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek dan predikatnya sama, maka bagian yang sama hanya disebutka sekali.
Contoh :
Ibu sedang memasak
Ibu sedang menggoreng ikan
Ibu sedang mendengarkan radio
Jadi, Ibu sedang memasak, menggoreng ikan, dan mendengarkan radio.




source:
http://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Kalimat



Senin, 20 Oktober 2014

EYD

EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)

·         Pengertian EYD

EYD adalah kaidah atau tata cara penggunaan bahasa Indonesia untuk keteraturan dan keseragaman bentuk terutama dalam bahasa penulisan.Keteraturan Bentuk akan memberi ketepatan dan memperjelas makna dari bahasa itu sendiri dalam penggunaannya.Ejaan Yang Disempurnakan adalah ejaan yang berlaku sejak tahun 1972,ejaan ini menggantikan ejaan yang sebelumnya digunakan oleh Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.Sekarang kita akan membahas tentang sejarah dari Ejaan Yang Disempurnakan,adapun sejarahnya adalah sebagai berikut :

Berdasarkan sejarah perkembangan ejaan,sudah mengalami perubahan system ejaan yaitu :
     1. Ejaan Van Ophuysen
     2. Ejaan Suwandi
     3. Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)
     4. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Itu adalah sejarah perubahan system penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan,sekarang saya akan menjelaskan perubahan system tersebut


Ejaan Ophuysen                   Ejaan Republik (Ejaan Suwandi)         Ejaan Yang Disempurnakan(EYD)  
(1901-1947)                         (1947-1972)                                        (Mulai 16 Agustus 1972)
1.       Choesoes                   1.Chusus                                              1.Khusus
2.       Djoem’at                    2.Djum’at                                            2.Jumat
3.       Ja’ni                           3.Jakni                                                 3.Yakni

     Dari perubahan system diatas,perubahan terakhirlah yang digunakan hingga saat ini yaitu Ejaan Yang Disempurnakan(EYD).Selain perubahan system penulisan EYD,ada juga ruang lingkup yang berkaitan dengan penulisan EYD,ruang lingkup tersebut meliputi lima aspek sebagai berikut :
     1. Pemakaian huruf
     2. Penulisan huruf
     3. Penulisan kata
     4. Penulisan unsur
     5. Pemakaian tanda baca

·         Ruang Lingkup EYD

1. Pemakaian Huruf
Pemakaian huruf membicarakan masalah yang mendasar dari suatu bahasa, yaitu :
1. Abjad
2. Vocal
3. Konsonan
4. Pemenggalan
5. Nama diri

2. Penulisan Huruf 
Membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan sebelumnya yang meliputi:
1. Huruf kapital
2. Huruf miring

3. Penulisan Kata
Membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan jenisnya berupa:
1. Kata dasar
2. Kata turunan
3. Kata ulang
4. Kata depan
5. Partikel
6. Angka dan lambang bilangan.
7. Kata-kata yang sering salah penulisannya
8. Kata ganti
9. Gabungan kata
10. Singkatan dan akronim

4. Penulisan Unsur Serapan
Membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan, terutama kosakata yang berasal dari bahasa asing.

5. Pemakaian Tanda Baca
Pemakaian tanda baca (Pugtuasi) membicarakan teknik penerapan kelima belas tanda baca dalam penulisan.

Tanda baca itu adalah :
1. Tanda titik (.)
2. Tanda koma (,)
3. Tanda titik koma (; )
4. Tanda titik dua (: )
5. Tanda hubung (-)
6. Tanda tanya (?)
7. Tanda seru (!)
8. Tanda kurung ((…))
9. Tanda garis miring ( / )
10. Tanda petik ganda ("“…” ")
11. Tanda pisah (--)
12. Tanda elipsis (...…)
13. Tanda kurung siku ([ ])
14. Tanda petik tunggal ( ' '‘…)
15. Tanda penyingkat ( ‘' )



Sumber:

Sabtu, 11 Oktober 2014

Diksi (Pilihan Kata)





·         Pengertian Diksi

Diksi adalah ketepatan pilihan kata untuk menyatakan sesuatu. Diksi atau pilihan kata pada dasarnya adalah hasil upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau wacana. Diksi atau pilihan kata merupakan satu unsur yang sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari.

Pemilihan kata mengacu pada pengertian penggunaan kata-kata tertentu yang sengaja dipilih dan  digunakan oleh pengarang. Mengingat bahwa karya fiksi (sastra) adalah dunia dalam kata, komunikasi dilakukan dan ditafsirkan lewat kata-kata. Pemilihan kata-kata tentunya melalui pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk mendapatkan efek yang dikehendaki (Nurgiyantoro 1998:290).

Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi pilihan kata, diantaranya :
  • Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang ‘diamanatkan’
  • kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.
  • menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu menggerakkan dan mendayagunakan kekayaannya itu menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan efektif.
Adapun fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.

·         Manfaat Diksi

1. Dapat membedakan secara cermat kata-kata denitatif dan konotatif, bersinonim dan hapir bersinonim, kata-kata yang mirip dalam ejaannya.
2. Dapat membedakan kata-kata ciptaan sendiri fan juga kata yang mengutip dari orang yang terkenal yang belum diterima dimasyarakat. Sehingga dapat menyebabkan kontroversi dalam masyarakat.


·         Penerapan Diksi (pilihan kata) dalam kalimat ragam formal

Dalam penggunaan kata-kata dalam kalimat harus dipilih secara tepat, sehingga dapat mengungkapkan maksud anda.
Beberapa alasan untuk memilih kata dan menggunakannya secara tepat.
1.      Kata-kata ada yang memiliki makna denotatif dan adapila sekaligus memiliki makna konotatif.
2.      Kata-kata yang memiliki makna umum dan makna khusus.
3.      Kata-kata ada yang memiliki makna sinonim.
4.      Kata-kata ada yang  berupa  kata ragam formal (baku) dan kata ragam percakapan
 (non baku).
5.      Kata-kata perlu digunakan secara tepat.
6.      Kata-kata perlu di tulis secara benar.


  
Hal itu di jelaskan satu persatu, sebagai berikut :
1.      Kata-kata denotatif dan konotatif
a.       Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna.
Contoh kata denotatif :
-          Membicarakan
-          Memperlihatkan
-          penonton

b.      Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.
  Contoh kata konotatif :
-          Membahas, mengkaji
-          Menelaah, meneliti, menyelidiki
-          Pemirsa, pemerhati

2.      Kata umum dan kata khusus

a.      Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari kata yang lain.
b.      Makna khusus adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit dari kata yang lain.
Contoh kata umum dan kata khusus
                        Kata umum                        kata khusus
                     - Ikan                                        - Gurame, lele, sepat, tuna, dll.
                     - Bunga                                     - mawar, ros, melati, anggrek, dan dahlia

3.      Kata makna bersinonim
Kata bersinonim adalah kata yang bentuknya berbeda namun pada dasarnya memiliki makna yang hampir mirip atau serupa.
Dalam penggunaan kata besinonim harus memilih kata yang tepat  dalam kalimat ragam formal.
Karena meskipun bersinonim pada dasarnya memiliki perbedaan dalam konteks penggunaannya.

Contoh kata bersinonim :
-          Cerdas                    = cerdik, hebat, pintar.
-          Besar                      = agung, raya
-          Mati                       = mangkat,wafat,meninggal
-          Ilmu                       = pengetahuan
-          Penelitian               = penyelidikan

4.      Kata baku dan non-baku
Kata baku dan non-baku dapat dilihat berdasarkan beberapa  ranah seperti :
a.      Ranah finologis
Kata baku yang memiliki kata non-baku karena :

            - penambahan fonem

               Kata baku                             kata non baku
               Imbau                                   himbau
               Andal                                   handal
               Utang                                   hutang

- pengurangan fonem

   Kata baku                             kata non-baku
   Terap                                    trap
   Terampil                               trampil
   Tetapi                                   tapi
   Tidak                                    tak


- pengubahan fonem

   Kata baku                             kata non-baku
   Telur                                     telor
   Ubah                                    obah
   Tampak                                nampak

b.      Ranah morfologis
Kata baku yang memiliki kata nonbaku karena  hasil proses morfologis.

- pengurangam fonem
    Kata baku                            kata non-baku
    Memfokuskan                     memokukan
    Memprotes                          memrotes
    Memfitnah                          memitnah

- pengubahan fonem
  Kata baku                              kata non-baku
              Mengubah                             merubah

- penggantian afiks
  Kata baku                  kata non-baku
Menangkap                 nangkap
Menatap                      natap
Mengambil                  ngambil
Menahan                     nahan

- kelebihan fonem
Kata baku                                kata non-baku
Beracun                                   berracun
Beriak                                      berriak
Beribu                                      berribu
Becermin                                 bercermin

c.       Ranah leksikon
Kata (frasa) baku yang memiliki kata (frasa) non-baku yang terdapat dalam  ragam percakapan.

Contoh  pasangan kata (frasa) baku dan kata (frasa) non-baku sebagai berikut :
Frasa baku                             frasa non-baku
   Tidak terlalu                        tidak begitu
   Belum masak                        belum matang
   Tidak mau                            enggak mau
   Hanya nasi                           nasi doang
       Selain menggunakan kalimat ragam formal, juga menggunakan ragam percakapan,
 contoh nya :

frasa baku                              frasa non-baku
 waktu lain                              lain waktu
 Amat besar                             besar amat
 Amat mahal                            mahal amat
             pertama kali                            kali pertama

       Dalam kalimat  ragam formal, kita sering membuat kata-kata yang maknanya redundan.       Artinya,kata-kata yang di gunakan sudah melebihi makna, contohnya :
frasa baku                    frasa non-baku
Sangat pedih               amat sangat pedih, amat pedih
Paling kaya                  paling terkaya terkaya

    Dalam bahasa indonesia, karena adanya penyerapan bahasa asing atau bahasa daerah (sanskerta) terdapat pasangan kata baku dan non-baku. Maka harus memilih dan menggunakan kata serapan yang sudah di bakukan.
Kata baku                      kata non-baku
Apotek                         apotik
Asas                            azas
Asasi                           azasi
Analisis                       analisa

5.      Penggunaan kata secara tepat
Dalam kalimat ragam formal, kita perlu menggunakan kata-kata secara tepat dalam hal penggunaan kata depan.4
 Seprti :

-          Kata di seharusnya di gunakan pada, contoh
Penggunaan kata yang tepat                           penggunaan kata yang tidak tepat
Pada siang hari                                                di siang hari
Pada pagi hari                                                 di pagi hari
Pada kita                                                         di kita

-          Kata ke yang seharusnya di gunakan kepada, contoh :
Penggunaan kata yang tepat                           penggunaan kata yang tidak tepat
Kapada kami                                                  ke kami
Kapada kita                                                     ke kita
Kepada ibu                                                      ke ibu



Source: