Kamis, 23 Januari 2014

Kepemimpinan Dalam Organisasi


  Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitupemimpins ebagai
subjek dan yang dipimpin sebagai objek. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan,
membina atau mengatur,menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin
mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas
kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap
orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan ke pemimpinannya.

Secara relatif ada 3 macam gaya kepemimpinan yang berbeda yaitu :
1. Otokratis, mempunyai ciri-ciri:
  • Semua penentuan kebijaksanaan dilakukan oleh pimpinan  dan langkah kegiatan diatur oleh atasan tiap waktu
  • Pemimpin biasanya biasanya mendikte tugas kerja bersama setiap anggota
  • Pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan kecamannya terhadap kerja setiap anggota
2. Demokratis, mempunyai ciri-ciri :
  • Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi & keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan pemimpin
  • Kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan bila dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis, pemimpin mengarahkan 2 atau lebih alternatif yang dapat dipilih
  • Para anggota bebeas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas ditentukan kelompok
  • Pemimpin adalah objektif atau fact minded.
3. Laissez Faire, mempunyai ciri-ciri :
  • Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu dengan partisipasi minimal dari pemimpin
  • Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pemimpin yang membuat orang selalu siap bila dia akan memberikan informasi pada saat ditanya
  • Sama sekali tidak ada partsipasi pemimpin dalam penentuan tugas
  • Kadang-kadang memberi komentar spontan terhadap kegiatan anggotanya

Tipe – Tipe Kepemimpinan
1.Tipe Otokratis
Ciri-cirinya antara lain:
a.     Mengandalkan kepada kekuatan / kekuasaan
b.     Menganggap dirinya paling berkuasa
c.     Keras dalam mempertahankan prinsip
d.     Jauh dari para bawahan
e.     Perintah diberikan secara paksa

2. Tipe Laissez Faire
Ciri-cirinya antara lain :
a.    Memberi kebebasan kepada para bawahan
b.    Pimpinan tidak terlibat dalam kegiatan
c.    Semua pekerjaab dan tanggung jawab dilimpahkan kepada bawahan
d.    Tidak mempunyai wibawa
e.    Tidak ada koordinasi dan pengawasan yang baik

3. Tipe Paternalistik
Ciri-cirinya antara lain :
a.    Pemimpin bertindak sebagai bapak
b.   Memperlakukan bawahan sebagai orang yang belum dewasa
c.    Selalu memberikan perlindungan
d.   Keputusan ada ditangan pemimpin
4. Tipe Kepemimpinan
Ciri-cirinya antara lain :
a.   Dalam komunikasi menggunakan saluran formal
b.   Menggunakan sistem komanda/perintah
c.   Segala sesuatu bersifat formal
d.   Disiplin yang tinggi, kadang bersifat kaku

5. Tipe Demokratis
Ciri- cirinya antara lain :
a.    Berpatisipasi aktif dalam kegiatan organisasi
b.   Bersifat terbuka
c.   Bawahan diberi kesempatan untuk member saran dan ide – ide baru
d.   Dalam pengambilan keputusan utamakan musyawarah untuk mufakat
e.   Menghargai potensi individu

6. Tipe Open Leadership
            Tipe ini hampir sama dengan tipe demokratis. Perbedaannya terletak dalam hal pengambilan keputusan. Dalam tipe ini keputusan ada ditangan pemimpin.

Kasus 1 : Hartoyo Sebagai Manajer
Drs. Hartoyo telah menjadi manajer tingkat menengah dalam departemen produksi suatu perusahaan kurang lebih 6 bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah dia pension dari tentara. Semangat kerja departemennya rendah sejak dia bergabung dalam perusahaan. Beberapa karyawannya menunjukkan sikap tidak puas dan agresif.
Pada jam istirahat makan siang, Hartoyo bertanya pada drs. Abdul hakim, ak, manajer departemen keuangan, apakah dia mengetahui tentang semangat kerja yang rendah dalam departemen produksi. Abdul hakim menjawab bahwa dia telah mendengar secara informal melalui komunnikasi “grapevine”, bahwa para karyawan hartoyo merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang dibuat sendiri olehnya. Dia (hartoyo) menyatakan, “dalam tentara,saya membuat semua keputusan untuk bagian saya,dan semua bawahan mengharapkan saya untuk berbuat seperti itu.”

Pertanyaan kasus:
1.            Gaya kepemimpinan macam apa yang digunakan oleh hartoyo? Bagaimana keuntungan dan kelemahannya? Bandingkan motivasi bawahan hartoyo sekarang dan dulu sewaktu ditentara.
2.            Konsekuensinya apa, bila hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya? Apa saran saudara bagi perusahaan, untuk merubah keadaan?
Analisa kasus:
1.      Gaya kepemimpinan hartoyo adalah otokratis,dimana semua yang berhubungan dengan pengambilan keputusan dalam departemen,dia yang memutuskan sendiri. Keuntungan gaya kepemimpinan ini adalah semua yang diinginkannya terpenuhi, tetapi tidak melihat kepada bawahannya,apakah mereka setuju atau tidak. Karena diperusahaan dan dengan bawahan yang berbeda,mereka menginginkan adanya demokrasi dalam pengambilan keputusan. Berbeda dengan bawahan saat ditentara yang melaksanakan semua perintah dari pemimpinnya.

2.      Bila hartoyo tetap menjalankan gaya kepemimpinan dia seperti itu, kinerja dari departemennya akan semakin menurun, hal itu tentu akan berimbas kepada kinerja perusahaan yang tentunya akan menurun juga. Sebaiknya perusaahan membicarakan masalah ini langsung dengan hartoyo dan beserta perwakilan dari bawahannya,agar dapat menemukan jalan keluar yang baik buat hartoyo,bawahannya,dan tentunya perusahaan tersebut.

Kesimpulan:
Mengambil keputusan secara sepihak mungkin lebih menghemat waktu dan tenaga, tetapi pada situasi berorganisasi juga diperlukan musyawarah antar anggota, agar keputusan yang diambil sesuai dan tujuan yang diinginkan pun tercapai.


Selasa, 07 Januari 2014

Kecil Namun Menyenangkan..


Mengoleksi action figure adalah salah satu hal yang dijadikan hobby oleh banyak para otaku atau pecinta anime. Banyak sekali action figure yang dapat dikoleksi dari tokoh anime yang disukai. Action figure bisa menjadi pilihan pajangan di kamar,selain itu juga dapat menghias kamar agar tidak terlihat sepi.  Salah satu action figure yang banyak diminati adalah action figure dari anime Naruto. 


Donald Duck-Naruto


Anime ini memang menjadi salah satu anime paling terfavorit se-Jepang maupun diluar Jepang. Banyaknya karakter dan tokoh dalam anime ini, menjadikan action figurenya pun banyak dan beraneka ragam.  Satu karakter saja bisa terdapat lebih dari 1 action figurenya, dengan gaya atau pun penampilan yang berbeda.

Naruto Vs Sasuke


Selain naruto masih banyak lagi action figure dari tokoh-tokoh anime lainnya ataupun action figure super hero ternama, seperti spiderman,batman,superman,dan lainnya. Selain dijadikan koleksi, action figure juga dapat dijadikan objek foto yang menarik. Ekspresi yang unik dari action figure tersebut dan pose-posenya yang menarik menjadi nilai tambah untuk difoto. 








Saat ini pecinta action figure tidak hanya dari kalangan remaja pecinta jepang saja ataupun super hero tetapi orang dewasa yang suka mengoleksi action figure pun tidak kalah banyak. Karna semakin banyak penggemarnya tidak heran jika banyak komunitas yang terbentuk, yang berkumpul untuk sekedar sharing koleksi atau menjadi ajang bisnis yang menyenangkan.
Kagebunshin No Jutsu
 



Photo by me (Tania)