Selasa, 26 Maret 2013

Ilmu Budaya Dasar



Manusia dan Kebudayaan

“Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya”.



1. Hakekat Manusia
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan mereka masing – masing dan untuk orang di sekitar mereka. Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini.

Manusia diturunkan ke bumi oleh Tuhan agar dapat menjadi khalifah dan pemimpin. Menghuni bumi yang kita tinggali sekarang ini untuk melanjutkan hidup sebelum kembali kepada-Nya. Salah satu hakekat manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan saling berbagi. 



2. Kebudayaan
Kebudayaan jika dikaji dar asal kata bahasa sanskerta berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa lain, kebudayaan berasal dari kata colere, yang berarti mengolah tanah. Jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai “segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya, atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya”.



Unsur-unsur Kebudayaan
Tujuh unsur kebudayaan universal :
1. Sistem Religi (Sistem Kepercayaan)
2. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
3. Sistem Pengetahuan
4. Sistem mata Pencaharian Hidup dan Sistem-sistem ekonomi
5. Sistem Teknologi dan Peralatan
6. Bahasa
7. Kesenian



 Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa di pisahkan dalam kehidupan ini.Manusia adalah makhluk tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun temurun.Budaya tercipta dari kegiatan sehari – hari.



Bagan Psiko-Sosiogram Manusia
Berikut ini merupakan contoh dari bagan Psiko-Sosiogram manusia:



 

diambil dari buku "Mentalitas dan Pembangunan"

Nomor 7 dan 6 disebut sebagai daerah tak sadar dan sub sadar. Tak sadar karena memang sudah tertanam jauh di dalam diri manusia dan tak mampu disadari bahkan oleh manusia itu sendiri. Sub sadar karena sewaktu – waktu unsur – unsur yang sudah tertanam bisa meledak keluar lagi dan mengganggu kebiasaan sehari – hari.

Nomor 5 disebut kesadaran yang tidak dinyatakan. Maksudnya pikiran – pikiran dan gagasan yang ada disimpan sendiri oleh manusia tersebut dan tidak ada seorang lain pun yang dapat mengetahuinya. Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan. kebalikan dari nomor 5, ini berarti manusia mengungkapkankepada orang lain apa yang ada di pikirannya seperti perasaan, pengetahuan dan sebagainya.

Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib. Di sini manusia memiliki seseorang atau 
sesuatu yang dianggap bisa menjadi curahan hati dan tempat untuk meminta bantuan. Tidak selalu manusia yang lain juga melainkan benda, atau makhluk hidup lain pun bisa berada pada lingkaran ini. Nomor 2 disebut lingkaran hubungan berguna. Bisa dianalogikan hubungan antara murid dengan guru, pedagang dan pembeli.

Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh yang berarti pikiran dan gagasan manusia tentang berbagai macam hal. Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar yang berarti tentang pendapat dan pikiran seseorang tentang dunia atau daerah yang belum pernah dikunjungi atau dijumpai.


Manfaat dari kebudayaan bagi manusia

ü  Sebagai pedoman hubungan antar manusia 
ü  Sebagai petunjuk bagaimana manusia harus mengambil suatu tindakan
ü  Sebagai pembimbing kehidupan manusia
ü  Sebagai pengatur bagaimana tindakan manusia dalam bersikap dan bergaul dengan orang lain


Tanggapan:
Lunturnya nilai dan budaya di Indonesia tidak lepas karena adanya pengaruh dari budaya luar. Pada dewasa ini pengaruh budaya luar sangat cepat meluas, terutama di kalangan remaja. cepatnya perkembangn globaliasasi menyebabkan kebudayaan luar terutaman budaya barat menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Bangsa Indonesia cenderung menerima dan menerapkan budaya barat pada kehidupannya terutama anak muda. Mereka menerapkan kebudayaan Barat tanpa memilih dan menyaring mana yang biak dan yang pantas diambil, namun cenderung meniru pergaulan ala barat. Nilai dan norma mulai bergeser bahkan lambat laun nilai budaya asli Indonesia akan hilang. Perlu sikap kritis untuk menghadapi globalisasi agar yang baik bisa kita terima dan kita tanamkan, dan yang kurang baik dan merusak budaya bangsa Indonesia bisa kita hindari. Dan globalisasi bisa kita jadikan sebagai sarana atau pedoman untuk pembangunan negara bukan untuk merusak budaya bangsa.
Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa harus melestarikan budaya bangsa sendiri. Jangan sampai hanya terus mencari pengetahuan tentang budaya negara lain dan melupakan budaya sendiri. Setidaknya kita tahu apa saja kebudayaan yang ada di daerah asal kita. Dan berusaha agar budaya tersebut tetap ada dan tetap dilakukan sampai sekarang, nanti dan seterusnya.