Sabtu, 13 Juli 2013

Budaya Akademik : Objektif

Budaya akademik dapat diartikan sebagai cara hidup masyarakat ilmiah yang majemuk, multikultural yang bernaung dalam sebuah institusi yang mendasarkan diri pada nilai-nilai kebenaran ilmiah dan objektifitas.
Budaya Akademik (Academic Culture) dapat dipahami sebagai suatu totalitas dari kehidupan dan kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai dan diamalkan oleh warga masyarakat akademik, di lembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian.Dalam mengembangankan budaya akademik di perguruan tinggi, mahasiswa memegang peran yang sangat besar, disamping adanya bimbingan dari dosen yang bersangkutan. Tetapi semua kembali kepada pribadi masing-masing mahasiswa, apakah mau mengembangkannya ataupun hanya sekedar menjadi wacana belajar di dalam kelas.
Dalam tulisan ini saya akan membahas budaya akademik secara objektif. Kita semua pasti tau arti kata objektif. Objektifitas atau objektif dalam keilmuan berarti upaya-upaya untuk menangkap sifat alamiah (mengindentifikasi) sebuah objek yang sedang diteliti/ dipelajari dengan suatu cara dimana hasilnya tidak tergantung pada fasilitas apapun dari subjek yang menyelidikinya. Keobjektifan, pada dasarnya, tidak berpihak, dimana sesuatu secara ideal dapat diterima oleh semua pihak, karena pernyataan yang diberikan terhadapnya bukan merupakan hasil dari asumsi (kira-kira), prasangka, ataupun nilai-nilai yang dianut oleh subjek tertentu.
Dalam budaya akademik, kita dapat menerapkan objektif ini dalam keseharian pembelajaran. Misalnya sebagai mahasiswa, ketika diminta untuk menilai presentasi teman di kelas. Disini kita diharuskan menilai secara objektif, yaitu menilai dengan tanggapan sendiri dan apa adanya. Jangan karna mereka teman dekat kita, jadinya kita menilai dari sisi positifnya saja. Tetapi harus juga melihat kekurangan mereka dalam menyampaikan materi, karena itu akan membuat mereka belajar dari kesalahan dan dapat lebih baik lagi kedepannya.
Selain mahasiswa, dosen pun juga ikut ambil bagian dalam budaya akademik satu ini, dimana dalam memberikan kuliah harus objektif. Contohnya dengan menilai mahasiswanya secara keseluruhan tidak hanya personal. Tapi tidak menutup kemungkinan dosen juga akan memperhatikan secara personal kepada mahasiswanya, karena setiap dosen punya pandangan yang berbeda dalam mengajar.
Selain di perguruan tinggi, budaya akademik ini juga dapat diterapkan di masyarakat. Dimana orang-orang yang mendapat kesempatan untuk menuntut ilmu lebih harus bisa mengamalkannya dengan benar. Misalnya hal objektif yang dapat dilakukan di masyarakat adalah dalam menilai seseorang. Mungkin jika kita melihat orang pertama kali yang dilihat pertama adalah penampilannya. Saat itu kita hanya bisa menduga-duga bagaimana sikap dan perilaku seseorang itu dari penampilannya saja tanpa bertanya atau pun melihat sendiri. Dari situ kita sudah tidak objektif terhadap orang itu, kita harus kenal dulu baru kita dapat menilai kepribadian seseorang.
Intinya bersikap objektif itu tidak mudah. Adakalanya ketika ingin bersikap objektif kita merasa tidak enak, entah karena hubungan pertemanan, saudara, rekan kerja, ataupun yang lainnya yang dapat menghambat sikap objektif. Tetapi semua itu kembali lagi kepada bagaimana orang lain menyikapi hal itu, dan bagaimana kita melakukannya agar dapat diterima oleh orang tersebut dan juga yang lainnya.