Budaya
akademik dapat diartikan sebagai cara hidup masyarakat ilmiah yang majemuk,
multikultural yang bernaung dalam sebuah institusi yang mendasarkan diri pada
nilai-nilai kebenaran ilmiah dan objektifitas.
Budaya
Akademik (Academic Culture) dapat dipahami sebagai suatu totalitas dari
kehidupan dan kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai dan diamalkan oleh
warga masyarakat akademik, di lembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian.Dalam
mengembangankan budaya akademik di perguruan tinggi, mahasiswa memegang peran
yang sangat besar, disamping adanya bimbingan dari dosen yang bersangkutan.
Tetapi semua kembali kepada pribadi masing-masing mahasiswa, apakah mau
mengembangkannya ataupun hanya sekedar menjadi wacana belajar di dalam kelas.
Dalam
tulisan ini saya akan membahas budaya akademik secara objektif. Kita semua
pasti tau arti kata objektif. Objektifitas
atau objektif dalam keilmuan
berarti upaya-upaya untuk menangkap sifat alamiah (mengindentifikasi) sebuah
objek yang sedang diteliti/ dipelajari dengan suatu cara dimana hasilnya tidak
tergantung pada fasilitas apapun dari subjek yang menyelidikinya. Keobjektifan,
pada dasarnya, tidak berpihak, dimana sesuatu secara ideal dapat diterima
oleh semua pihak, karena pernyataan yang diberikan terhadapnya bukan merupakan
hasil dari asumsi
(kira-kira), prasangka, ataupun nilai-nilai yang dianut oleh subjek tertentu.
Dalam
budaya akademik, kita dapat menerapkan objektif ini dalam keseharian
pembelajaran. Misalnya sebagai mahasiswa, ketika diminta untuk menilai
presentasi teman di kelas. Disini kita diharuskan menilai secara objektif,
yaitu menilai dengan tanggapan sendiri dan apa adanya. Jangan karna mereka
teman dekat kita, jadinya kita menilai dari sisi positifnya saja. Tetapi harus
juga melihat kekurangan mereka dalam menyampaikan materi, karena itu akan
membuat mereka belajar dari kesalahan dan dapat lebih baik lagi kedepannya.
Selain
mahasiswa, dosen pun juga ikut ambil bagian dalam budaya akademik satu ini,
dimana dalam memberikan kuliah harus objektif. Contohnya dengan menilai
mahasiswanya secara keseluruhan tidak hanya personal. Tapi tidak menutup
kemungkinan dosen juga akan memperhatikan secara personal kepada mahasiswanya,
karena setiap dosen punya pandangan yang berbeda dalam mengajar.
Selain
di perguruan tinggi, budaya akademik ini juga dapat diterapkan di masyarakat.
Dimana orang-orang yang mendapat kesempatan untuk menuntut ilmu lebih harus
bisa mengamalkannya dengan benar. Misalnya hal objektif yang dapat dilakukan di
masyarakat adalah dalam menilai seseorang. Mungkin jika kita melihat orang
pertama kali yang dilihat pertama adalah penampilannya. Saat itu kita hanya
bisa menduga-duga bagaimana sikap dan perilaku seseorang itu dari penampilannya
saja tanpa bertanya atau pun melihat sendiri. Dari situ kita sudah tidak
objektif terhadap orang itu, kita harus kenal dulu baru kita dapat menilai
kepribadian seseorang.
Intinya
bersikap objektif itu tidak mudah. Adakalanya ketika ingin bersikap objektif
kita merasa tidak enak, entah karena hubungan pertemanan, saudara, rekan kerja,
ataupun yang lainnya yang dapat menghambat sikap objektif. Tetapi semua itu
kembali lagi kepada bagaimana orang lain menyikapi hal itu, dan bagaimana kita
melakukannya agar dapat diterima oleh orang tersebut dan juga yang lainnya.